Thursday, July 26, 2018

Pemuda Genjot Pemasaran


KOMPAS/WINARTO HERUSANSONO--Aneka ragam produk olahan kopi varian Java Mocca, hasil panen petani kopi Gunung Kelir di Dusun Sirap, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Promosi dan pemasaran kopi dari lereng Gunung Kelir, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, diperluas ke luar daerah sejak dua tahun lalu. Gerakan itu dipelopori pemuda dan anak petani kopi setempat guna membantu meningkatkan perekonomian warga.

Wahid Budi Utomo (20), pemuda Dusun Sirap, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, yang tergabung dalam Kelompok Tani Rahayu IV, Rabu (25/7/2018), mengatakan, ada lima anak muda yang terlibat dalam kegiatan nonpertanian.


”Kami bersemangat memasarkan Kopi Sirap. Awal 2018, kami terlibat dalam kegiatan PT KAI, yang membagikan 50.000 cangkir kopi kepada penumpang KA. Kegiatan seperti itu yang terus kami cari. Kami juga mengikuti sejumlah asosiasi kopi untuk menambah relasi,” ujar Wahid.

Wahid menambahkan, sebelum para pemuda terlibat, kelompok tani di Sirap lebih banyak menjual greenbean, dengan pengemasan yang ekonomis. Kemudian, seiring banyaknya permintaan, pihaknya lebih banyak menjual roasted bean (biji kopi sangrai). Akhirnya, justru konsumen yang mengikuti pola produksi mereka.

Menurut Wahid, sebelum 2017, dengan pemasaran terbatas, Kelompok Tani Rahayu IV hanya menjual 50 kilogram biji kopi sangrai per bulan. Setelah keterlibatan para pemuda, kini kelompok itu bisa menjual hampir 2 kuintal (200 kg) biji kopi sangrai per bulan. Selain itu, kelompok tani juga sudah memiliki kedai yang menyediakan berbagai macam teknik penyajian. Kopi pun bisa dinikmati dengan pemandangan asri.

Ahmad Rofii (40), petani kopi dari Kelompok Tani Rahayu IV, menambahkan, sejumlah anak muda di daerahnya ikut terlibat, salah satunya karena terinspirasi film Filosofi Kopi. Semangat yang dibawa anak muda terbukti membuat produksi dan penghasilan meningkat.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Kopi Gunung Kelir Ngadiyanto mengatakan, sebelumnya, urusan pertanian kopi sepenuhnya dilakukan oleh para orang tua, termasuk pemasaran. Saat itu, anak muda lebih memilih merantau ke kota ketimbang mengembangkan potensi pertanian dan perkebunan di kampung sendiri.

Beri pengaruh
Namun, sejak awal 2017, seiring terus populernya komoditas kopi, pihaknya mencoba mendorong anak muda terlibat. ”“Kami manfaatkan potensi anak muda untuk melakukan pergerakan di hilir, seperti pemasaran atau dalam penyajian kopi (menjadi barista). Ternyata, ini membawa pengaruh besar,”” ujarnya.

Ngadiyanto menjelaskan, di kawasan lereng Gunung Kelir terdapat 16 kelompok tani dari empat desa, yakni Brongkol, Kelurahan, Bedono, dan Gemawang. Total luas perkebunan kopi 450 hektar. Khusus di Dusun Sirap, terdapat 35 hektar kebun kopi rakyat dengan produksi rata-rata 1,4 ton biji kopi per hektar.

Perkembangan signifikan dalam setahun terakhir, lanjut Ngadiyanto, membuat petani kian bersemangat. Karena itu, pihaknya benar-benar serius dan semakin menekuni seluruh proses pertanian kopi, mulai dari pembibitan, budidaya, hingga pascapanen, termasuk pengolahan hingga teknik penyeduhan.

Penyuluh Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng, Slamet Wahyuwana, menambahkan, Kelompok Tani Rahayu IV di Dusun Sirap merupakan kelompok yang baik, khususnya dalam memproduksi Kopi Sirap. Dengan keterampilan bisnis dan agrokultur yang baik, mereka diharapkan menjadi contoh bagi para petani daerah lain, yang ingin mengembangkan komoditas kopi. (DIT)

Sumber: Kompas, 26 Juli 2018

2 comments:

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.cc
    dewa-lotto.vip

    ReplyDelete
  2. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete