Wednesday, September 30, 2020

Yustina Sadji, Rezeki Sesama Perempuan Kupang

KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA---Yustina Sadji saat mengikuti pameran di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (22/9/2020).

Yustina Sadji, warga Noelbaki Kabupaten Kupang, NTT berhasil mendorong puluhan ibu-ibu, termasuk eks pengungsi Timor Timur merintis usaha mikro sendiri.

Ketika ada kemauan dan daya juang, usaha sekecil apa pun bisa berkembang. Hal itu diyakini Yustina Sadji, warga Noelbaki, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur yang berhasil merintis usaha mikro. Ia menularkan semangat itu kepada banyak perempuan lain.

Thursday, September 17, 2020

Albert Gilon, Budidaya Rumput Laut Sejahterakan Masyarakat Pesisir NTT

KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA---Albert Gilon

Budidaya rumput laut tidak mudah. Pembudidaya harus punya keterampilan dan pengetahuan khusus. Albert Gilon (60) memiliki keduanya dan tidak segan membaginya kepada orang lain

Budidaya rumput laut tidak mudah. Pembudidaya harus punya keterampilan dan pengetahuan khusus. Albert Gilon (60) memiliki keduanya dan tidak segan membaginya kepada orang lain. Sejauh ini, ratusan orang pengembang budidaya rumput laut di Nusa Tenggara Timur dan provinsi lain telah ia latih.

Sayang, pelatihan budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) terpaksa berhenti selama masa pandemi Covid-19 demi menghindari kerumunan. Namun, laki-laki yang disapa Gilon, itu, tetap rajin mengontak para ketua kelompok pembudidaya rumput laut yang terpencar di berbagai daerah.

Tuesday, September 15, 2020

Setya Yudha Indraswara, Gaul dalam Secangkir Kopi

KOMPAS/BUDI SUWARNA---Setya Yudha dan istri, Ike Hamdan, di ”markas” Jaringan Warkop Nusantara di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (3/9/2020).

Yang penting itu bukan kopinya, tapi ngopinya. Kopi sekadar biji, tapi ngopi punya dimensi sosial.

Masa depan ada di warung kopi. Setya Yudha Indraswara meyakini hal itu. Buat dia, warung kopi bukan sekadar tempat menyeruput kopi, melainkan juga ruang sosial di mana orang dengan aneka latar belakang leluasa berinteraksi dan bebas diskusi. Bayangkan jika ruang sosial itu terus tumbuh dan mekar. Sekat-sekat yang memisahkan akan runtuh dengan sendirinya.

Wednesday, September 9, 2020

Anton Supriyono, Penebar Virus Pertanian Modern dari Banyumas


KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO---Anton Supriyono di greenhouse CV Makhdum Wangi, Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (22/8/2020). Anton memberdayakan anak-anak muda di kampungnya agar terjun menjadi petani.

Anton Supriyono, mantan TKI yang berhasil mengembangkan pertanian modern di beberapa daerah. Di kampungnya Cilongok, Banyumas, ia mendorong anak-anak muda untuk menjadi petani.

Setelah tujuh tahun merantau ke Malaysia, Anton Supriyono (41) memutuskan pulang kampung. Ia gunakan  pengalamannya bekerja di perusahaan pertanian di negeri jiran itu sebagai bekal untuk mengembangkan pertanian modern di sejumlah kota di Indonesia termasuk daerah asalnya Banyumas, Jawa Tengah.

Sunday, September 6, 2020

Hendra Susanto Mengangkat Pamor Kopi Arabika Semendo


KOMPAS/EDDY HASBY---Hendra Susanto, pegiat Kopi dan pemilik Beskabean Coffee Roastery di Palembang.

Hendra Susanto mengenalkan kelezatan kopi arabika Semendo ke seluruh Indonesia dan dunia. Tak hanya itu, dia juga menyejahterakan petani kopi Semendo.

Semendo, yang terletak di daerah pegunungan Bukit Barisan, Provinsi Sumatra Selatan, merupakan salah satu daerah penghasil kopi Arabica terlezat di dunia. Namun, produksi kopi kurang dikenal publik. Melihat potensi yang luar biasa, Hendra Susanto (39) mengangkat pamor kopi Arabica Semendo dan berusaha meningkatkan kesejahteraan petani kopi di sana.

Thursday, September 3, 2020

Sarjono, Lumbung Sapi dari Nol

KOMPAS/VINA OKTAVIA---Sarjono (49), Ketua Kelompok Ternak Limousin di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, menunjukkan kandang sapinya, Sabtu (15/8/2020).

Jika dulu tak nekat berbisnis, Sarjono (49) mungkin tidak akan pernah menjadi juragan sapi. Kini, ia mampu mengubah desanya menjadi lumbung ternak dan merangkul pemuda desa untuk meniti kesuksesan.

Jika dulu tak nekat berbisnis, Sarjono (49) mungkin tidak akan pernah menjadi juragan sapi. Kini, ia mampu mengubah desanya menjadi lumbung ternak dan merangkul pemuda desa untuk meniti kesuksesan.