Sunday, July 15, 2018

Mojang Bandung Raup Untung Dagang Cuanki Instan

Foto: Dok. Lakoca

Cuanki, dari namanya pasti anda pernah melihat penjualnya memikul dua kotak berisi kompor dan panci, di kotak berikutnya ada botol saos dan sambal yang disusun. Tapi kini sudah ada cuanki instan, tinggal seduh sudah bisa dinikmati.

Siapa sebenarnya pembuat cuanki instan ini?

Berawal dari hobi mengonsumsi cuanki, Rosalia atau yang akrab disapa Ocha kini sukses menjalankan bisnis cuanki instan bernama Lakoca. Ocha menceritakan, cuanki instan merupakan makanan favoritnya dan Lakoca adalah salah satu pelopor cuanki instan.


Ia mulai membuat Lakoca pada Desember 2013, awalnya ia menjual ke teman-teman dekat. Produksi awal tak terlalu banyak karena memang ia lakukan seorang diri. Mulai packing, mengantar pesanan setelah ia pulang kerja atau menjual pada Sabtu-Minggu.

Dalam membangun bisnis, ada trial and error yang ia lalui. Ketika membuat cuanki instan ini dia membutuhkan percobaan selama tujuh bulan. Mulai dari rasa, bentuk hingga kemasan. Tak mulus, Ocha juga mendapatkan komplain dari pelanggan selama pembuatan tersebut.

Sebelum menjadi juragan cuanki instan, Ocha awalnya adalah salah satu staf di sebuah maskapai penerbangan swasta di Bandara Soekarno Hatta. Bekerja di maskapai tersebut membuatnya memiliki banyak teman di seluruh Indonesia. Bakat dagang Ocha memang sudah terbentuk saat itu, di sana ia mulai menjual oleh-oleh khas Bandung.

Foto: Dok. Lakoca

"Dulu masih musim BBM kan, saya posting saja makanan khas Bandung atau apapun lah waktu saya pulang kampung. Semua orang yang di mes titip, ya preorder lah namanya saya udah lama pakai metode itu," kata Ocha kepada detikFinance, Rabu (20/6/2018).
Mojang Bandung Raup Untung Dagang Cuanki InstanFoto: Dok. Lakoca

Kemudian ia resign dari maskapai penerbangan itu dan pindah kerja di sebuah travel agency dan menduduki posisi konsultan. Di sana ia sering pergi ke luar negeri untuk menghadiri pameran di sejumlah negara. Karena pengalaman itu ia merasa wawasannya semakin luas dan ia melihat peluang setiap pulang dari luar negeri.

Ia selalu membawa sampel produk unik asal negara tersebut seperti sprei, baju, sandal. Oleh-oleh tersebut dia pelajari dan diamati kemudian ia meniru sekaligus memodifikasi dan ia jual ke teman-temannya.

Dalam melahirkan Lakoca, ia mengeluarkan modal sekitar Rp 5 juta untuk membeli peralatan press untuk bumbu, beli plastik dan bahan baku cuanki instan tersebut. Seiring berjalannya waktu, Ocha merasa usahanya makin besar akhirnya setelah berjalan 6 bulan ia mengajukan pinjaman ke sebuah bank dengan menggunakan skema kredit usaha rakyat (KUR).

"Ini karena permintaan semakin banyak, membeli alat juga untuk efisiensi dan orang kan tidak bisa menunggu PO," ujarnya.

Terkait omzet, Ocha tak bisa menyebutkan berapa angka yang ia kantongi setiap bulannya. Namun saat ini, Lakoca sudah memiliki aset seperti kendaraan, rumah produksi, rumah tinggal dan mesin pengolah bahan baku.

Setiap bulannya, Lakoca bisa diproduksi sekitar 20.000 hingga 30.000 cup. Saat ini Lakoca terdiri dari rasa original, soto, kari. Ocha kini juga sedang mengembangkan LAKOLAk yakni kolak instan pertama di dunia. Selain itu juga ada LATAGOR yaitu batagor bumbu kacang khas Bandung. Satu cup Lakoca, Lakola dan Latagor dibanderol seharga Rp 15.000.
Mojang Bandung Raup Untung Dagang Cuanki InstanFoto: Dok. Lakoca

Seluruh produksi CV Rosalia Jaya ini adalah makanan instan namun halal dan tidak memakai zat kimia.

"Ke depannya inshaAllah perusahaan ini akan bergerak sebagai produsen makanan instan yang tetap terasa tradisional di lidah," ujar dia.

Sebagai wirausaha, Ocha pernah mendapatkan penghargaan wirausaha muda baru tahun 2015 se-Jawa Barat. Selain itu ia juga mendapatkan pangan award se Indonesia kategori inovasi pangan baru periode 2015.

Ada keinginan Ocha untuk membuat Lakoca Go Internasional, kini ia sedang menyiapkan diri untuk pangsa ekspor. Saat ini menurut dia peluangnya cukup besar namun masih terganjal dokumen dan kesempatan yang belum datang.

Selama menjadi pengusaha, Ocha memiliki motto 'simpan kesedihanmu dan ceritakan saat kamu sukses'. Menurut dia, jangan pernah takut mencoba saat berusaha, karena kita tidak akan pernah tahu ketika kita tidak mencoba.

"Kita juga harus coba dengan totalitas, tapi ya jangan merasa belum ada hasilnya kalau usaha kita belum terasa maksimal," imbuh dia.(ang/ang)

Sumber: detikFinance, Senin, 25 Jun 2018

No comments:

Post a Comment