Tuesday, April 2, 2019

Rosie Pakpahan Jatuh Bangun Merintis Usaha Tahu Jeletot

KOMPAS/ANDREAS MARYOTO--Rosie Pakpahan jatuh bangun merintis usaha, hingga akhirnya berkibar lewat Tahu Jeletot Taisi.

Sudah enam usaha dijalaninya. Sebanyak itu pula, Rosie Pakpahan (41) jatuh-bangun bersama sejumlah karyawannya yang kebanyakan ibu rumah tangga. Ia tak putus asa. Ia terus mencoba usaha baru dan akhirnya berlabuh pada bisnis tahu. Tahulah yang membawa usaha Rosie berkibar. Ia bersyukur dengan cara membagi pengalamannya pada orang lain.

Rosie memulai usaha dengan membuat kamus bahasa Indonesia-Jepang awal tahun 2000-an, tak lama setelah ia lulus dari pendidikan sarjana sastra Jepang di Universita Darma Persada, Jakarta. Usahanya hanya jalan sekitar setahun. Ia kemudian berbisnis lagi mulai dari fotokopi, berdagang sepatu, alat tulis kantor, voucher telepon seluler, hingga mengambil waralaba jamur kriuk.

“Semuanya berjalan hampir sekitar satu tahun. Semuanya terhenti. Usaha yang terakhir saya yaitu jamur kriuk sempat memiliki lima gerobak namun satu per satu saya berhentikan karena saya merasa usaha itu tidak bisa untuk hidup,” cerita Rosie beberapa waktu lalu.


Usaha boleh berhenti, namun Rosie tidak pernah memberhentikan karyawannya yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga atau remaja perempuan. Ia tetap menanggung penghasilan mereka. Karena itu, begitu ia memulai usaha lagi, kelima karyawan itu mau ikut jungkir balik bersama Rosie hingga sekarang.

Setelah usaha jamur kriuk terhenti, ia melirik usaha gorengan di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Gorengan dipilih karena disukai oleh kalangan bawah hingga atas dan dirasa tak kenal mati. Ia memulai usaha kembali pada tahun 2012. Kali ini memilih usaha tahu jeletot atau tahu isi. Dengan pengalamannya dan juga berlajar dari usaha lain, ia menerapkan metoda amati, tiru, dan modifikasi usaha itu.

Ia memulai usahanya dengan satu gerobak dengan modal total sekitar Rp 10 juta yang digunakan untuk membuat gerobak, membeli alat, dan bahan baku awal. “Sebulan pertama saya hanya bisa menjual sekitar 25 tahu per hari. Penjualan terus naik menjadi 35 tahu per hari dan terus naik hingga menjadi 1.200 tahu per bulan. Saat itu saya yakin usaha ini bisa untuk hidup. Dalam setahun saya sudah bisa membuat waralaba dengan jumlah mitra sebanyak 65,” cerita Rosie.

Setelah dirasa layak secara bisnis, ia kemudian mengembangkan usaha ini sebagai usaha waralaba dengan nama Tahu Jeletot Taisi. Berjalan tujuh tahun, kini ia memiliki 360 mitra di berbagai kota seperti Jakarta, Depok, Bekasi, Tangerang, Surabaya, Magelang, Belitung, Cirebon dan kota-kota lainnya. Bahkan, hingga akhir Maret terdapat 11 calon mitra yang telah mendaftar namun masih dalam status daftar tunggu.

Dalam paket waralaba ini, Rosie memberi gerobak, alat memasak, dan juga pelatihan karyawan bagi mitra waralaba. Setelah itu, ia menjual tahu dan tepung racikan kepada mitranya setiap kali mitra membutuhkannya.

Ia juga menyarankan ke mitranya agar masuk ke dalam aplikasi penjualan daring, karena dari laporan berbagai mitra sekitar dua pertiga penjualan dilakukan dengan menggunakan aplikasi daring. Selama menjalankan usaha, Rosie dan timnya melakukan bantuan pemasaran kepada mitra.

“Saya telah jatuh-bangun dan saya tak berhenti untuk mencari bisnis yang tepat bagi. Saya juga pernah dikejar-kejar tukang tagih utang. Kunci semua ini adalah sifat pantang menyerah, mau belajar, dan terus berinovasi dalam kehidupan,” katanya.

Ia mendapat pelajaran berbisnis dari pengalaman sendiri maupun ketika ia ikut pertemuan-pertemuan bertema wirausaha. Dari semula hanya memiliki lima karyawan yang merupakan mantan karyawan jamur kriuk, kini karyawannya mencapai 40 orang. Sebagian besar karyawannya adalah ibu rumah tangga dan perempuan remaja yang belum memiliki pekerjaan.

Beberapa tahun yang lalu ia memiliki pabrik tahu sendiri sehingga tak bergantung pada pasokan orang lain. Meski kini usahanya telah membesar ia juga tetap melakukan inovasi. Salah satu inovasi adalah isi tahu yang beragam sesuai selera konsumen.

Di samping itu, ia juga membentuk usaha baru yaitu keripik tahu. Rosie juga membuat laman usaha di internet, berkomunikasi melalui media sosial, dan juga membuat layanan konsumen melalui telepon.

Berbagi ilmu
Sukses usahanya membuat ia diundang sebagai pembicara di berbagai acara pelatihan calon wirausaha. Ia menggembleng para calon wirausaha agar tidak menyerah untuk menemukan bisnis yang cocok.

KOMPAS/ANDREAS MARYOTO--Rosie Pakpahan (paling Kanan bersama beberapa karyawannya yang sedang bekerja di pabrik tahu jeletot di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

“Karena faktor kepepet saya terus berusaha. Saya tak mau menyerah dan putus asa ketika satu per satu usaha tidak berjalan lancar. Nah, setiap saya berbagai pengalaman, yang saya menekankan itu kepada mereka yang mulai berusaha. Jangan menyerah dan terus belajar,” kata Rosie.

Berkat keberhasilannya mengembangkan usaha tahu jeletot, ia berkali-kali diajak ke luar negeri oleh pemerintah untuk melihat pameran waralaba. Dari situ, ia tertarik menggarap pasar di negara tetangga.

Selama ini, tahu jeletot yang ia produksi telah masuk ke beberapa negara lewat orang-orang yang pergi ke luar negeri seperti Belanda, Malaysia, dan Hongkong. Ada juga orang Malaysia yang datang ke tempat usahanya hanya dan membeli tahu.

“Saya ingin membuka usaha di Malaysia saat usaha saya berusia delapan tahun atau pada tahun depan. Pada awalnya saya akan membangun usaha ini dari semula CV menjadi perseroan terbatas sehingga saya bisa berbisnis di luar negeri. Saya juga akan mengawali penjualan kripik tahu di luar negeri hingga kemudian saya akan mengirim tahu yang dibekukan saat saya memulai usaha di luar negeri,” katanya.

Satu harapan yang selalu menjadi penyemangat Rosie dalam berbisnis adalah, ia memiliki visi, menjadikan kuliner tahu olahan sebagai kuliner dunia. Semangat ini menjadikan ia berani mempersiapkan langkah untuk berbisnis tahu di luar negeri karena ia yakin ada permintaan olahan tahu di berbagai negara.

Rosie Pakpahan

Suami: Rudi P Sinurat

Anak: tiga orang

Pendidikan: sarjana Sastra Jepang Universitas Darma Persada

Pekerjaan: pemilik dan pendiri Tahu Jeletot Taisi

Alamat usaha Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

ANDREAS MARYOTO

Sumber: Kompas, 1 April 2019

2 comments:

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete
  2. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete