Monday, February 11, 2019

Mereka Bukan Sekadar Membeli Produk, Juga Mencari Makna

SHARON UNTUK KOMPAS--Mini Meringue Cake with Banana and Salted Caramel serta Oganic Butterfly Pea Flower, menu yang ditawarkan di The Pink Door, Bogor. Bukan hanya sekadar makan dan minum, para pengunjung dapat menikmati suasana klasik di tempat ini.

Berbicara bisnis, tak selamanya soal profit. Dalam perkembangannya, para pebisnis menawarkan tren di setiap lini usaha untuk menciptakan sebuah gaya hidup. Sebab, mereka menyadari, masyarakat saat ini lebih mencari hiburan dan rekreasi ketimbang sekadar membeli suatu produk.

“Kami menawarkan menu dan pengalaman yang berbeda. Kualitas dari kue dan teh yang kami sajikan di The Pink Door menjadi hal utama dalam menjaga keberlangsungan usaha ini,” ujar Constance Chan, pemilik The Pink Door, di Kota Bogor, Minggu (10/2/2019).


Tak seperti pada umumnya, kafe ini menawarkan teh sebagai minuman utama. Tea room begitu disebut oleh Constance, berlokasi di Jalan Rambutan Raya, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor.

Berdiri sejak 2017, tea room hadir dengan konsep berbeda. Meski berlokasi di pinggir jalan raya, pada bagian depan tak disediakan lahan parkir, namun terdapat teras yang dihiasi berbagai tanaman. Para tamu pun dimanjakan oleh bangunan bergaya klasik dengan perpaduan warna pink dan putih.

Bukan hanya menawarkan suasana yang nyaman, Constance menyampaikan, semua menu yang ditawarkan dibuat dengan bahan berkualitas. Tak lain, tujuannya untuk menghadirkan pengalaman berkesan bagi para tamu.

Begitu pun dengan teh yang dihadirkan, bukan semata untuk sekadar diminum, tapi ada manfaatnya. “Misalnya, Oganic Butterfly Pea Flower ini yang terbuat dari bunga telang. Bukan hanya penampilannya yang cantik. Teh ini juga mampu meringankan kegelisahan serta mengobati asma,” papar Constance.

Hadir dengan menawarkan gaya hidup sehat, tentu menarik bagi masyarakat. Constance menilai, segala hal yang dikerjakan dengan cinta akan membuahkan hasil yang baik. “Kami meyakini, ketika menjaga kualitas hingga akhirnya mendapat kepercayaan, maka profit akan mengikuti,” ujarnya.

SHARON UNTUK KOMPAS--The Pink Door menghadirkan konsep klasik yang nyaman bagi para pengunjung.

Haryanti (33), tamu The Pink Door mengatakan, dirinya dan keluarga lebih suka mengeluarkan uang untuk berekreasi dan wisata kuliner ketimbang membeli barang-barang. “Saya sama suami dan anak biasanya seminggu sekali cari tempat makan yang menarik. Selain makanan yang enak, suasana juga menjadi pertimbangan,” katanya.

Begitu pun yang ditawarkan oleh tempat makan Foresthree. Berlokasi di Jalan Achmad Adnawijaya, Kecamatan Bogir Utara, Kota Bogor, restoran ini hadir dengan konsep hutan. Saat masuk ke restoran, tamu akan disambut pohon besar yang menaungi tempat itu.

Uniknya, tempat duduk bagi tamu pun dilapisi rumput sintetis, demikian halnya dengan lantai. Selain itu, Foresthree pada siang hari tak perlu penerangan khusus. Cahaya matahari menyelinap melalui jendela dan memberi penerangan yang cukup sehingga menghasilkan suasana rindang.

SHARON UNTUK KOMPAS--Foresthree, tempat makan yang menawarkan konsep hutan.

Urusan perut kini memang tak sekadar soal kenyang. Teguh Nugraha (41), tamu Foresthree menyampaikan, suasana restoran sekarang berpengaruh sebagai daya tarik bagi para wisatawan. Sebab, selain mencari makanan, masyarakat juga ingin berekreasi dan mencari hiburan.

“Kalau ke restoran yang nyaman kan kita bisa menikmati suasananya juga, sambil refreshing. Kalau beli pakaian, sekarang bisa secara dalam jaringan (daring),” ujar Teguh.

Memang benar, pasalnya, pemandangan berbeda terlihat dari usaha butik. Berbagai outlet butik yang ada di sepanjang Jalan Raya Pajajaran, Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor tampak sepi.

Salah satunya yakni Super Bazaaar.  “Penjualan pakaian secara daring jelas berpengaruh. Kalau dihitung-hitung, omzet kami berkurang sekitar 20 persen sejak tahun 2016,” ujar Kepala Human Resource Development Super Bazaaar, Susanti.

Lebih lanjut, Susanti menyampaikan, dahulu harga pakaian di outlet ini bisa mencapai Rp 2.000.000. Namun, saat ini harga pakaian yang ditawarkan berkisar dari Rp 39.000 hingga Rp 299.000. Meski harga telah dikurangi, ia mengakui masih kesulitan dalam menarik para pengunjung.

SHARON UNTUK KOMPAS--Super Bazaaar, salah satu outlet di Kota Bogor.

Menurut Susanti, orang-orang berbelanja pakaian hanya di momen tertentu. “Maka penting untuk mengetahui apa yang sekarang menjadi tren. Ini yang sedang kami upayakan untuk kembali menarik perhatian masyarakat,” paparnya.

Leisure economy
Fenomena ini menunjukkan adanya tren peningkatan leisure economy atau kegiatan ekonomi yang bersifat hiburan dan kesenangan. Banyak pengamat menilai, terjadi perubahan pola konsumsi dari nonleisure economy menjadi leisure economy.

Mahasiswa Pascasarjana IE Institut Pertanian Bogor Debby Anggraeni mengatakan, keadaan ini tercermin dari laju pertumbuhan PDB untuk subsektor makanan dan minuman yang cenderung naik.

“Data tersebut mengindikasikan memang telah terjadi pergeseran pola konsumsi masyarakat dari kebutuhan dasar (basic needs) ke kebutuhan yang sifatnya hiburan (leisure),” ujar Debby (Kompas, 18 Oktober 2018).

Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, pada 2017, rata-rata pengeluaran masyarakat Kota Bogor terhadap makanan dan minuman jadi pada golongan 20 persen masyarakat terkaya mencapai Rp 412.762 setiap bulannya. Kelompok ini merupakan yang tertinggi dibandingkan kelompok makanan lainnya.

Sejalan dengan itu, pertumbuhan industri makanan dan minuman pun kian menggeliat. Jumlah restoran atau rumah makan di Kota Bogor meningkat 24,62 persen dari 130 unit (2015) menjadi 162 unit (2016).

Sumber: Badan Pusat Statistik

Tentu peluang ini merupakan potensi bagi industri makanan dan minuman untuk berinvestasi. Industri besar dan menengah terbesar di Kota Bogor adalah minuman dengan nilai investasi mencapai hingga Rp 123,49 miliar.

Sementara untuk jenis potensi industri kecil formal terbesar, yaitu makanan dengan nilai investasi sebesar Rp 15,59 miliar. Begitu pun dengan jenis potensi industri kecil informal terbesar di Kota Bogor adalah makanan dengan nilai investasi sebesar Rp 1,75 miliar.

Lain halnya dengan rata-rata pengeluaran masyarakat Kota Bogor terhadap pakaian, alas kaki, dan tutup kepala. Data BPS menunjukkan, pengeluaran rata-rata hanya mencapai Rp 92.344 per bulan.

Dengan melihat fenomena geliat ekonomi di Kota Bogor di era disrupsi dan leisure economy saat ini, bisa disimpulkan, sangat diperlukan kreativitas dan inovasi untuk menggerakkan roda perekonomian saat ini. Bukan sekadar menjual produk, pemberian makna menjadi jauh lebih berharga bagi keberlangsungan perekonomian.(SHARON PATRICIA)--M FAJAR MARTA

Sumber: Kompas, 10 Februari 2019

2 comments:

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete
  2. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete