Saturday, December 14, 2019

Rizki Hamdani Mencetak Santri Berjiwa Bisnis

ARSIP SATU INDONESIA AWARDS--Rizki Hamdani saat berada di peternakan sapi yang dikelola oleh kelompok santri tani milenial di Pondok Pesantren Fathul Ulum Jombang, Jawa Timur, 9 September 2020.

Rizki Hamdani membantu mencetak ratusan santri berjiwa mandiri. Mereka tidak hanya mengerti agama, tetapi juga mengerti bisnis.

Citra pondok pesantren lekat dengan tempat orang menuntut ilmu agama semata. Namun, Rizki Hamdani (34) melihat para santri punya potensi besar untuk menjadi wirausaha. Ia pun mendorong ratusan santri di Jombang, Jawa Timur, terlibat dalam mengembangkan kewirausahaan sosial.

Rizki menginisiasi sebuah kelompok wirausaha bernama Kelompok Santri Tani Milenial (KSTM). Dari sini diharapkan lahir santri yang memiliki jiwa kewirausahaan. Rizki menyebutnya santripreneur.

KSTM fokus menggarap empat bidang usaha, yakni pertanian, peternakan, perikanan, dan lingkungan. Para santri diajar membudidayakan sorgum, cabai, tomat, sapi, kambing, ayam, bebek, hingga ikan lele.

Rizki menerapkan sistem pertanian terpadu (integrated farming system) yang menggabungkan komponen pertanian, peternakan, dan perikanan agar tak menghasilkan limbah alias zero waste. Sebagai contoh, limbah air kolam lele disalurkan sebagai pupuk tanaman dan limbah sayur hasil panen diolah sebagai pakan ternak.

”Hasil panennya kami bagi dan tak lupa kami bayarkan zakatnya. Itulah dasar KSTM sebagai lembaga kewirausahaan sosial. Walaupun tidak menerima apa-apa, saya senang luar biasa karena memberikan manfaat bagi pondok pesantren,” kata Rizki dari Jombang, Jawa Barat, Minggu (6/12/2020).

ARSIP SATU INDONESIA AWARD---Rizki Hamdani, pemenang apresiasi 11th Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2020 bidang Lingkungan.

Hingga saat ini, sekitar 40 KSTM dari sekitar 20 ponpes kecil di Jombang telah terdaftar sebagai anggota. Dari jumlah itu, sekitar 20 KSTM aktif beroperasi di mana satu KSTM beranggotakan 15-20 orang. Anggota KSTM tidak terbatas dari para santri, tetapi juga alumni ponpes. Jika dihitung-hitung, sudah lebih dari 500 santri bergabung dalam kelompok ini.

Pada awalnya, KSTM bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para santri dalam ponpes. Ternyata, hasilnya melebihi ekspektasi. Hasil panen dari ponpes bahkan bisa dijual. ”Santri jadi mampu membiayai hidup tanpa bergantung pada orangtua karena mereka kebanyakan berasal dari keluarga menengah ke bawah,” kata Rizki.

Pondok Pesantren Fathul Ulum merupakan ponpes pertama yang menjadi proyek percontohan. Selain ponpes ini, tidak semua ponpes mengerjakan seluruh empat bidang usaha tersebut. Ponpes yang lain bekerja sesuai bidang yang menjadi kapasitas masing-masing sehingga keuntungan bulanan yang diperoleh setiap ponpes berbeda-beda.

Pondok Pesantren Fathul Ulum, misalnya, mampu mendapatkan untung sekitar Rp 250.000 per hari dari hasil beternak bebek petelur. Setiap bulan, ponpes ini mampu meraih omzet lebih dari Rp 50 juta dari penjualan berbagai komoditas. Komoditas yang dihasilkan ponpes merupakan kebutuhan sehari-hari sehingga target pasar para santri tidak sulit, yakni masyarakat luas.

Dalam menjual komoditas, para santri sengaja dianjurkan untuk mencari penjamin pembeli hasil panen (offtaker) sendiri. Tujuannya, untuk mengasah kepekaan santri dalam berbisnis. Sebelumnya, para santri produknya lewat tengkulak, alumni pesantren, atau langsung ke rumah pemotongan hewan.

Tidak cukup sampai di situ. KSTM juga berusaha memperluas dampak positif santri di tengah masyarakat. Sejumlah ponpes membina masyarakat cara menggunakan lahan. Di bidang lingkungan, Rizki mengajak masyarakat umum menjaga lingkungan dengan cara membagikan dan menanam pohon buah produktif.

ARSIP SATU INDONESIA AWARDS---Rizki Hamdani saat berada di peternakan sapi yang dikelola kelompok santri tani milenial di Pondok Pesantren Fathul Ulum Jombang, Jawa Timur, 9 September 2020.

Santri mandiri

Ada cerita di balik perjalanan Rizki. Pada tahun 2016, ketika masih bekerja sebagai peternak, Rizki tak sengaja bertemu dengan para santri dari Pondok Pesantren Fathul Ulum, Jombang. Ia kemudian berkunjung ke pesantren ini untuk memantau perkembangan peternakan mereka. Ia pun berkenalan dengan pengasuh pesantren, KH Ahmad Habibul Amin.

Rizki menjadi ”konsultan” tidak resmi bagi santri Pondok Pesantren Fathul Ulum selama beberapa tahun. Pada 2018, ponpes itu masuk dalam program Desa Sejahtera Astra. Setahun kemudian, Rizki dimintai untuk membantu mengonsepkan pengembangan santripreneur dan sociopreneur di Pondok Pesantren Fathul Ulum.

”Pak Kiai ingin agar santri bisa memiliki life skill ketika keluar dari pesantren. Santri harus bisa aman secara finansial dari hasil usaha mereka sendiri supaya tidak menjadikan ayat Al Quran sebagai alat transaksi,” ujarnya.

Rizki pun mendorong agar Pondok Pesantren Fathul Ulum menerapkan sistem pertanian terpadu. Tak sia-sia, ponpes ini berhasil meraih juara dalam KBANNOVATION 2019 dengan tema ”Inovasi Kita, Inspirasi Negeri”. Ide untuk membentuk KSTM di Jombang pun muncul.

Rizki selanjutnya berinisiatif untuk bertemu Bupati Jombang Mundjidah Wahab guna membahas potensi dan pengembangan KSTM. Menurut dia, KSTM bisa membantu regenerasi petani di Indonesia mengingat profesi petani tidak lagi menarik di mata anak muda. Gayung bersambut, KSTM di Jombang kini didukung baik oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Mengajak para santri untuk berwirausaha rupanya memiliki tantangan tersendiri. Rizki harus pandai-pandai menjaga semangat mereka dalam berusaha. Maklum, usaha pertanian dan peternakan memiliki hasil yang pasang surut, ditambah lagi para santri muda masih ingin bermain. Rizki juga pernah ditanya manfaat program itu bagi dirinya sendiri. Namun, keyakinannya tidak berubah.

”Saya pernah ditanya, kamu digaji enggak? Saya cuma bilang, ketika saya membantu dan merawat ciptaan Tuhan, saya yakin Tuhan juga akan merawat saya. Akhirnya, dengan apa yang saya lakukan, sekarang saya bisa menanam tanpa buka lahan, memproduksi tanpa harus punya pabrik, dan menjual tanpa harus memiliki modal,” kata Rizki yang inisiatifnya diganjar penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2020 bidang lingkungan.

Rizki Hamdani

Lahir: Jakarta, 8 september 1986

Istri: Silvia Nur Rochmah

Pendidikan: SMAN 2 Bireuen, Aceh

Pekerjaan: Wirausaha dan Koordinator Fasilitator Lokal Desa Sejahtera Astra Pondok Pesantren Wilayah Jawa Timur

Penghargaan: Penerima apresiasi 11th Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia Awards 2020 bidang lingkungan

Oleh   ELSA EMIRIA LEBA

Editor:   BUDI SUWARNA

Sumber: Kompas, 9 Desember 2020

No comments:

Post a Comment