Bukalapak Kembangkan Potensi Warung

KOMPAS/KELVIN HIANUSA--Bukalapak menjalin kerja sama dengan Google Bisnisku dalam mengembangkan pelaku UMKM luring yang tergabung dalam Mitra Bukalapak pada Selasa (8/10/2019) di Jakarta. Dengan kerja sama itu, warung Mitra Bukalapak bisa muncul di pencarian Google, seperti akses lokasi, foto, dan penilaian konsumen.

Bukalapak fokus mengembangkan warung atau ritel luar jaringan yang tergabung dalam Mitra Bukalapak. Potensi warung dinilai masih sangat besar karena mayoritas transaksi belum melalui digital. Potensi itu akan semakin besar dengan pemberian akses digital terhadap warung.


Bukalapak menjalin kerja sama dengan Google Bisnisku dalam mengembangkan pelaku UMKM luar jaringan (luring) yang tergabung dalam Mitra Bukalapak, Selasa (8/10/2019), di Jakarta. Dengan kerja sama itu, warung Mitra Bukalapak bisa muncul di pencarian Google, seperti akses lokasi, foto, dan penilaian konsumen.

Co-Founder dan Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid mengatakan, pengembangan akses digital bisa meningkatkan performa kinerja Mitra Bukalapak. Meski tidak berjualan secara daring, konsumen bisa mengetahui informasi warung lewat pencarian di internet.

”Program ini memudahkan pengguna internet semakin mengetahui keberadaan lokasi warung tradisional. Ini bisa meningkatkan volume transaksi bisnis dan kesadaran pemilik warung tentang pentingnya teknologi dalam bersaing di pasar yang semakin kompetitif,” kata Fajrin.

Fajrin mengucapkan, pengembangan ritel luring masih akan menjadi fokus ke depan. Bukalapak sedang berupaya mengintegrasi ritel luring dan dalam jaringan (daring). Ritel luring melalui Mitra Bukalapak dan ritel daring lewat pelapak di platform e-dagang.

KOMPAS/KELVIN HIANUSA--Co-Founder dan Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid

Menurut Fajrin, potensi ritel luring masih sangat besar di Indonesia. Hal itu bisa membantu Bukalapak dalam memperluas jaringan terhadap konsumen-konsumen yang belum tersentuh. Pengembangan Mitra Bukalapak dipercaya akan meningkatkan tingkat kunjungan dan pencarian Bukalapak.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, sekitar 84 persen dari 60 juta pelaku UMKM masih berjualan secara daring. Adapun 2,5 juta di antaranya sudah terdaftar menjadi Mitra Bukalapak.

”Kami masih melihat banyak peluang offline (luring) lewat Mitra Bukalapak. Kami secara platform tidak menafikan hal itu. Meski selama ini kami fokus menjadikan UMKM berjualan online (daring), faktanya transaksi 95 persen masyarakat masih di offline,” katanya.

Ketua Google My Business Partnerships Asia Pasific Marcel In’t Veen mengemukakan, keberadaan para pelaku UMKM sangat sering dicari pada halaman pencarian lokal. Sekitar 75 persen pengguna mencari toko di sekitarnya untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.

KOMPAS/KELVIN HIANUSA--Ketua Google My Business Partnerships Asia Pasific Marcel In’t Veen

”Melalui kerja sama ini, kami juga berkesempatan mengedukasi para pemilik warung Mitra Bukalapak akan manfaat kehadiran bisnis di mesin pencarian,” kata Marcel.

Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Ricky Satria menyatakan, warung yang merupakan pelaku UMKM tidak lepas dari keseharian masyarakat. Oleh karena itu, warung ke depannya harus dilibatkan ke dalam sistem ekonomi digital.

Salah satu upaya yang dilakukan BI adalah dengan menghadirkan pembayaran digital lewat standar kode cepat Indonesia (QRIS). ”Hal tersebut ditujukan agar peran UMKM sebagai motor ekonomi domestik di Indonesia semakin produktif dan berdaya saing,” ucapnya.

Kunci pertama dalam peningkatan ekonomi adalah pengembangan UMKM.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebutkan, langkah Bukalapak memberdayakan UMKM, baik daring maupun luring, sudah sangat tepat. Pengembangan UMKM dipercaya menjadi motor penggerak ekonomi nasional.

”Saya sempat bertemu sampai lima kali dengan Jack Ma. Dia selalu menyebutkan, kunci pertama dalam peningkatan ekonomi adalah pengembangan UMKM. Ini yang harus kita lakukan,” pungkasnya.--KELVIN HIANUSA

Editor PASCAL S BIN SAJU

Sumber: Kompas, 8 Oktober 2019