Thursday, August 1, 2019

Siboen, Guru ”Youtuber” dari Desa Kasegeran

KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO----Siswanto alias Siboen menunjukkan penghargaan dari Youtube karena channel-nya telah melampaui satu juta subscriber, di rumahnya di Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (22/4/2021).

Di jagat ”youtuber” yang membuat konten tutorial perbengkelan sepeda motor, nama Siboen cukup populer. Pemuda desa tamatan SD itu kini menjadi guru bagi ratusan warga di desanya yang ingin membuat konten Youtube.

Lewat Youtube, Siswanto (37) yang tenar dengan nama Siboen berhasil menyebarkan pengetahuan perbengkelan dan membuat nama kampungnya terkenal. Ia selanjutnya menjadi guru bagi ratusan warga desa yang ingin menjadi youtuber.

Di jagat youtuber dengan konten terkait reparasi dan modifikasi sepeda motor, nama Siboen cukup populer. Laki-laki tamatan sekolah dasar itu mampu menyedot 1,2 juta lebih subscriber untuk akun Youtube pertamanya yang ia buat pada 2016. Video-video tutorialnya ditonton belasan ribu hingga jutaan orang. Belakangan, ia membuat sembilan akun lain yang juga menarik banyak subscriber dan penonton.

Dengan 10 akun Youtube-nya, Siboen yang awalnya miskin kini hidup makmur. Hebatnya, ia tidak mau hidup makmur sendirian di Desa Kasegeran yang termasuk desa termiskin di Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah.

Pada 2018, ia mengajak saudara, tetangga, dan kawan-kawannya untuk belajar membuat konten. ”Saya dulu orang susah, ketika diberi kemudahan apa salahnya memudahkan orang lain,” tutur Siboen, April lalu, di Kasegeran.

Ratusan warga Kasegeran menyambut tawaran itu. Bahkan, banyak orang dari luar kota, seperti Malang, Semarang, Banjarnegara, dan Pasaman Barat (Sumatera Barat), datang ke rumah Siboen untuk belajar. Berhubung sebagian besar murid belum tahu teknis seperti membuat video, mengadakan streaming, apalagi membuat konten, Siboen memilih cara praktis untuk mengajar.

ARSIP SIBOEN CHANNEL----Youtuber Siboen sedang mengajar cara memilih tempat untuk pembuatan konten di Youtube kepada warga yang belajar menjadi Youtuber kepada dirinya.

Kemampuan bernarasi dengan bahasa sederhana memudahkan orang memahami isi kontennya. Ia mengajak mereka menjelajah mencari tempat untuk membuat konten, melihat secara langsung ia shooting dan berbicara di depan kamera.

”Urusan mengedit video, mengunggahnya jadi konten, sementara saya dulu yang mengerjakan. Lama-lama mereka belajar sendiri,” kata Siboen yang membentuk komunitas untuk terus berhubungan dengan youtuber binaannya.

Dari ratusan murid di desanya, ada sekitar 30 orang yang menjadi youtuber. Mereka terdiri dari pedagang motor bekas, pekerja kantoran, mahasiswa, pekerja serabutan, mantan pekerja migran, sampai penjual cilok. Hidup mereka kini jauh lebih sejahtera dibandingkan dengan sebelumnya. Penghasilannya mencapai jutaan rupiah per bulan.

Jatuh bangun

Perjalanan Siboen hingga sukses tidak mudah. Ia pernah jatuh bangun. Selepas sekolah, ia tak punya keterampilan khusus sehingga tak punya pekerjaan. Orangtuanya cemas, lalu meminta Kepala Desa Kasegeran (waktu itu sudah dijabat Saifuddin) untuk mencarikan solusi.

Kebetulan tahun 2000 ada program pelatihan di Balai Rehabilitasi Sosial Anak Antasena di Magelang. ”Siboen bukan anak nakal, tapi karena adanya program itu, ya, saya ikutkan dia ke pelatihan,” ujar Saifuddin yang ditemui secara terpisah.

ARSIP SIBOEN CHANNEL----Youtuber Siboen (ketiga dari kanan) bersama youtuber didikannya di Desa Kasegeran, Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, menunjukkan penghargaan Silver Play Button dan Gold Play Button.

Berdasarkan tes, Siboen yang punya IQ tinggi mendapat jurusan elektronik, tetapi karena tangannya tremor, sulit mengerjakan hal mendasar di elektronika, ia minta pindah ke bagian mekanik (perbengkelan). Dalam pelatihan itu ia menjadi juara dari 335 siswa dan mendapat tawaran bekerja di pabrik sepeda motor asal Jepang. Namun, Siboen menolak. Ia ingin punya usaha sendiri.

Menjadi murid terbaik belum cukup buat Siboen. Dia langsung ke Yogyakarta untuk magang ke para montir terbaik di semua merek sepeda motor ternama. ”Waktu itu montir sepeda motor terbaik ada di Yogyakarta. Saya minta belajar di bengkel mereka. Tidak dibayar. Diberi makan sekali saja di siang hari,” tutur Siswanto.

Oleh karena belum punya penghasilan, ia tidur di terminal dan mencari uang dengan ikut menjadi pengamen demi sesuap nasi. Setelah setahun menimba ilmu, dia pulang ke desa untuk membuka bengkel.

Usaha yang ia buka tahun 2004 itu sepi. ”Sudah empat bulan, tapi hanya beberapa kali ada orang menambal ban. Yang servis motor hanya satu orang,” paparnya. Ia berupaya mencari uang dengan menjadi mekanik pengatur mesin motor balap pada aksi balapan liar di desanya.

Meski mendapat uang lumayan dari balapan liar, ia memutuskan berhenti dari pekerjaan tersebut setelah jokinya tewas di atas motor yang ia setel karena menabrak truk. ”Baru start, terdengar suara ’braak!’, lalu sepi sekali. Semua orang lari. Saya pangku joki saya, lalu jenazahnya saya bawa pulang ke rumahnya,” tutur Siboen sambil mengusap air matanya. Wajahnya muram mengenang peristiwa mengguncang batinnya itu.

ARSIP SIBOEN CHANNEL-----Sebagian warga Desa Kasegeran, Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang menjadi youtuber. Mereka tergabung dalam Gas Jengat Family.

Sebagai ganti, ia bekerja sebagai mekanik bengkel motor di Purwokerto. Upahnya Rp 8.000, naik Rp 12.000, dan paling tinggi Rp 17.000 per hari. Pendapatan itu tak cukup untuk membeli susu buat anak kembarnya. ”Harga susu anak saya Rp 21.000, gaji saya Rp 17.000. Saya minta naik, bos tak mau kasih. Saya pilih keluar,” katanya.

Ia mencoba mencari pekerjaan lain dengan menulis dan membawa 35 surat lamaran. Tanpa uang sepeser pun di kantong, ia berjalan kaki dari Kasegeran ke Purwokerto sejauh 20-an kilometer. Semua lamaran ditolak.

Dalam keadaan bingung karena harus menghidupi keluarga, utang pun banyak, menjadi kuli bangunan dan buruh tani pun ia lakoni, tapi pekerjaan itu tak selalu ada. Siboen lantas nekat ke Jakarta menjadi tukang las. Baru tiga minggu bekerja, nyawanya nyaris melayang karena tersengat listrik. Ia memilih pulang kampung. ”Yang terpikir hanya mbuh ana mbuh ora ana (entah ada atau tidak), saya akan tetap di desa,” tekadnya.

Bermodal pinjaman uang dari bank dengan jaminan surat tanah mertua, Siboen membuka bengkel lagi pada 2007. Usahanya berjalan baik. Tak hanya melayani servis, ia juga menjual suku cadang sepeda motor. Hasil dari bengkel bisa menghidupi keluarga serta merenovasi bengkel dan rumah mertua.

Tak disangka, usaha yang semula lancar, omzetnya turun drastis pada 2016 karena banyak pesaing. ”Iki priwe (ini bagaimana)?” katanya. Dalam kebingungan, ia menonton siaran di televisi tentang Atta Halilintar yang menjadi youtuber berpendapatan ratusan juta rupiah. Terpikir mengapa tak mencoba menjadi youtuber? Bermodal telepon bekas dengan memori kecil, ia belajar menjadi youtuber secara otodidak.

ARSIP SIBOEN CHANNEL----Youtuber Desa Kasegeran, Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jateng, membagikan bahan makanan bagi warga desa lansia dan kurang mampu.

Tidur di  ATM

Tahun 2016, ia membuat konten lucu dengan bahasa Banyumas (Ngapak), tapi tak laku. Suatu kali, ia menemukan akun reparasi sepeda motor, tapi ia tak paham apa yang dibagikan oleh akun itu. Mulailah Siboen mencoba membuat konten memperbaiki sepeda motor. Akunnya segera mendapat perhatian warganet.

Setelah empat bulan menayangkan konten dan mendapat 11.000 subscriber, Youtube memberi kabar akan mengirim ”gaji”. Hatinya berbunga-bunga. Hampir setiap hari ia mengecek isi rekeningnya di ATM. Bahkan, karena butuh ”gaji” itu, ia sampai tidur di dekat mesin ATM di Cilongok.

Seorang youtuber yang melihat Siboen ”menjaga” ATM memberi tahu jadwal ”gajian” dari Youtube. ”Oh, ternyata uangnya belum turun. September 2017, saya gajian Rp 1,8 juta, senang sekali,” katanya.

Kehidupan Siboen terangkat, tetapi ia selalu memikirkan cara membantu warga Desa Kasegeran yang menjadi desa termiskin di Cilongok, Banyumas. Sejak sukses, ia bersama youtuber lain di desanya rutin memberikan bahan makanan kepada warga tak mampu, mengisi kebutuhan rumah ibadah, dan merehabilitasi rumah yang tak layak huni.

Ia juga membuka kesempatan bekerja bagi warga desanya dengan membuat K-Boen sebagai tempat wisata. Siboen yang menjadi Ketua Badan Usaha Milik Desa Kasegeran berencana mengembangkan K-Boen dengan membuat kolam ciblon (main air) dan tempat memancing yang menampung 30 pekerja. Bukit kecil milik desa di tepi hutan juga akan ia jadikan tempat wisata agar warga tak perlu ke luar kota jika ingin rekreasi.

Untuk usaha pribadi, ia tetap akan membuka bengkel, ditambah membuat gudang suku cadang sepeda motor terbesar dan terlengkap di desanya agar bisa membuka banyak lapangan kerja bagi warga Kasegeran.

Upaya lain, memperluas dan menguatkan cakupan internet desa. Ia menargetkan setiap rumah warga ada Wi-Fi. ”Saya ingin memperkuat mutu sumber daya manusia Desa Kasegeran,” ucap Siboen. Bagi dia, hal itu penting agar kehidupan warga Kasegeran bisa segera sejajar dengan warga di desa lain.

Siswanto alias Siboen

Lahir: Banyumas, 5 Juli 1983

Istri:  Ngatinah

Anak: Rafli Ahya Ulumutin, Muhammad Ihya Ulumutin, Fatih Al Mubarok

Pendidikan:

Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kasegeran

Kursus keterampilan  mesin sepeda motor di Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Antasena, Magelang

Kegiatan: youtuber dan Ketua BUMDes Wiragemi Desa Kasegeran

Oleh   SOELASTRI SOEKIRNO DAN MEGANDIKA WICAKSONO

Editor:   BUDI SUWARNA

Sumber: Kompas, 3 Juni 2021

No comments:

Post a Comment