Thursday, September 21, 2017

Menggali rupiah dari penggila bola


Olahraga sepak bola tidak ada matinya. Kecintaan para penggila bola tidak hanya kepada tim lokal atau tim nasional. Klub yang bermain di Liga Inggris Manchester United memiliki fans club yang cukup besar di sini, begitu juga AC Milan dari Liga Italia.

Ketika musim pertandingan internasional antar negara dimulai, seperti Euro dan World Cup dimulai per 4 tahun sekali, pencinta bola pun ramai-ramai berburu jersey (seragam/kostum pemain) dari negara jagoan mereka, paling dekat, demam Euro 2012 mulai Juni mendatang.

Jual beli jersey bola menjadi bisnis yang cukup banyak dilirik, mulai dari edisi koleksi dengan kolektor, hingga jersey replika, alias abal-abal mulai dari kualitas paling mirip yang sering diklaim kw Thailand, hingga kualitas bajakan seadanya.

Bagi Achmad Rouzni Noor ll atau yang lebih dikenal sebagai Roury jersey replika bagi para pencinta fanatik hukumnya haram. Baju bola collectable items tidak bisa diukur dengan uang, harga jualnya di atas Rp 10 juta per kaus, ada juga yang mencapai kisaran Rp30 juta-Rp 50 juta.


”Selama orang suka sama bola, selama itu lah baju bola punya nilai jual tinggi,” ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Rourry mengembangkan bisnis jual beli jersey koleksi sejak beberapa tahun lalu, pemasaran dilakukan dari rekam jejak transaksi melalui situs jersey.forumotion.com dan akun Facebook miliknya.

Layaknya jual beli melalui kaskus.com, rekam jejak penjual akan terlihat dari testimoni pembeli sebelumnya, semakin terpercaya maka harga yang ditawarkan bisa semakin di atas rata-rata pasar.

Pria beranak dua ini menjadikan bisnis ini sebagai usaha sampingan, berawal dari kecintaanya bermain dan menonton pertandingan sepak bola sejak awal 90-an.

Saat itu era jaya-jayanya Manchester United bersama pemain legendaris kayak Eric Cantona, Mark Hughes, Bryan Robson, Lee Sharpe, Andrei Kanchelskies, Paul Ince, Peter Smeichel, Dennis Irwin, Paul Parker, Clayton Blackmoge, Steve Bruce, Gary Pallister.

Setelah itu, lahirlah era baru generasi emas MU yang kemudian terkenal dengan julukan ‘Class of 92'. Di situ lahirlah pemain pemain MU yang kemudian mendunia seperti Ryan Giggs, David Beckham, Paul Scholes, Gary & Phillips Neville, Nicky Butt.

"Dulu cuma sekadar fanatik MU biasa, paling yang dikumpulin poster dan merchandise saja. Baru pada 2005, saat sudah mulai punya duit dari hasil kerja, mulai beli baju bola. Tidak hanya MU, ada juga jersey negara, pertama kali Jerman dibeli jelang piala dunia 2006,” ujarnya.

Perburuan dimulai dengan mencari jersey di berbagai tempat, seperti MU Cafe atau MUFC Megastore Online melalui Internet. Sayangnya, MUFC Megastore tidak melayani pengiriman ke Indonesia, akhirnya menggunakan alamat teman di Singapura.

Rourry juga berburu tanda tangan pemain bola internasional yang sedang berkunjung ke Indonesia, mulai dari Fabregas hingga David Backham untuk meningkatkan harga jual sebuah jersey yang dimilikinya.

Bisnis replika
Bebeda dengan Rourry yang hanya memasarkan produk orisinal, Muhammad Rizkyanto memilih menjual jersey dengan berbagai pilihan. Paling banyak saat ini konsumen nonorisinal dengan harga mulai dari Rp 200.000 per kaus.

”Saya mulai jualan jersey, jaket dan apparel lainnya sejak 3 tahun lalu dengan membuka toko di Surabaya, baru sekitar 2 tahun lalu berjualan online, paling populer melalui facebook,” ujarnya.

Pemiliki toko Inside Stuff Cito ini menjelaskan untuk produk jersey di sini memiliki istilah kw 1 grade aaa Thailand dan grade ori. Dari sisi kualitas sebenarnya lebih bagus grade aaa karena mendekati produk orisinal.

Opini yang berkembang di kalangan konsumen grade ori, lebih baik kualitasnya karena ada embel-embel ori, sehingga harga jualnya lehih mahal, padahal jersey grade ori yang dijual di Indonesia saat ini barang dari China yang kualitasnya kurang baik.

"Harga kulakan untuk grade ori juga lebih murah dibandingkan dengan grade aaa. Sepertinya hanya di sini ada produk nonorisinal menggunakan tambahan ori.

Ketika saya berburu barang ke Thailand, hanya ada Orisinal dam kw,” ujarnya.

Di pasar lokal produk paling laris adalah jersey tim Barcelona, MU, AC Milan, dan Real Madrid. Khusus jersey negara saat ini masih relatif imbang karena Euro 2012 belum dimulai.

Meski agak sedikit keberatan untuk untuk menyebutkan berapa keuntungan yang diperoleh, dua pebisnis muda itu memberikan sedikit gambaran potensi pendapatan dari bisnis ini. Bila pada awalnya mereka hanya bisa punya 50 baju jersey, dalam 4 tahun bisa bertambah menjadi 500 baju. Keuntungan akan berlipat saat baju ditandatangani oleh pemain aslinya. Bila modal jersey biasanya Rp 1 juta akan naik menjadi Rp 5 juta- 10 juta saat ditandatangani pemainnya. (fita.indah@bisnis.co.id)

Fita Indah Maulani

Sumber: Bisnis Indonesia, Edisi Minggu, No. 273, 19 Februari 2012 Tahun XXVII/ No. 8994

No comments:

Post a Comment