Thursday, September 5, 2019

Raynanda Gunawan Ciptakan Digitalisasi Sekolah lewat Qualitiva

--Raynanda Gunawan (Foto Sosok)

Berawal dari proyek tugas akhir sekolah, Raynanda Gunawan (28) menciptakan aplikasi Qualitiva.id. Aplikasi ini memudahkan pihak sekolah dalam menjalankan kegiatan belajar-mengajar tanpa harus bertatap muka.

Berawal dari proyek tugas akhir sekolah, Raynanda Gunawan (28)  menciptakan aplikasi Qualitiva.id. Aplikasi lokal asal Sumatera Selatan ini memudahkan pihak sekolah dalam menjalankan kegiatan belajar-mengajar tanpa harus bertatap muka. Pada masa pandemi Covid-19, aplikasi ini telah  digunakan oleh ratusan sekolah, bahkan merambah hingga ke ujung timur Indonesia.

Pada tahun 2016, Raynanda yang mengambil jurusan sistem informatika di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK) Palcomtech Palembang harus membuat tugas akhir sebagai syarat kelulusan. Terbersitlah ide untuk membuat sebuah aplikasi yang bisa memudahkan siswa dalam menjalankan ujian.

Raynanda terisnpirasi dari sejumlah situs serupa yang lebih dulu ada di beberapa negara di dunia. ”Di negara lain ada aplikasi untuk ujian daring mengapa di Indonesia tidak,” ucapnya. Dengan bekal pengetahuan yang ia dapat selama berkuliah, dalam tiga bulan, Raynanda mampu membuat situs tersebut dan diberi nama Adaquiz.com.

Aplikasi itu mempermudah siswa dalam menjalani ujian secara daring. Tempat pertama yang ia gunakan sebagai lokasi percobaan tidak lain adalah kampusnya sendiri. Penemuannya itu ternyata bermanfaat dan dapat digunakan untuk internal kampus. Tertarik dengan penemuannya tersebut, pihak kampus meminta Raynanda mengembangkan aplikasinya tersebut.

Dibantu sejumlah rekannya, dosen pembimbing dan juga sokongan dana dari sejumlah pihak, termasuk Palcomtech, Raynanda mengembangkan aplikasi tersebut tidak hanya untuk ujian, tetapi bisa digunakan sebagai wadah pengelolaan sekolah daring. ”Tidak hanya terkait materi pembelajaran, di aplikasi ini juga juga ada fitur untuk pengelolaan sekolah secara umum dan terperinci,” kata Raynanda.

KOMPAS/RHAMA PURNA JATI----Seorang siswa sedang menggunakan aplikasi Qualitiva.id untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar secara daring, Rabu (7/4/2021). Aplikasi ini digunakan untuk mempermudah kegiatan belajar mengajar selama pandemi.

Masukan dari berbagai pihak, termasuk pengelola sekolah, dijadikan bahan untuk pengembangan sistem sekolah daring tersebut. Sampai akhirnya pada tahun 2018, program Qualitiva.id pun rampung.

Aplikasi ini memiliki beragam fitur, seperti kelola sekolah, kelola siswa, kelola guru, kelola pengawasan, kelola kontributor, kelola kelas, kelola mata pelajaran, dan kelola orangtua. Dengan fitur tersebut, baik pihak sekolah, guru, siswa, maupun orangtua dapat saling memantau dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar tanpa harus bertatap muka secara langsung. ”Semua aktivitas dijalankan melalui sistem digital,” ucapnya.

Program ini juga dirancang untuk persiapan ujian secara daring, presensi siswa, bahkan bisa mengukur tingkat kesulitan soal dari setiap materi yang diberikan kepada siswa. ”Dengan begitu guru dapat menilai apakah materi yang diajarkan dimengerti oleh siswa atau tidak,” katanya. Kepala sekolah juga dapat melihat seberapa efektif kegiatan belajar-mengajar di sekolahnya. Ini tentu akan mempermudah kepala sekolah dalam mengambil kebijakan karena setiap data sudah terukur.

Di dalam aplikasi ini juga tersedia bank soal yang berisi  100.000 butir soal dari berbagai mata pelajaran dan tingkatan. Soal tersebut dibuat oleh tim  yang berisi para ahli di bidangnya masing-masing.

Yakin dengan temuannya ini, Raynanda sempat memperlihatkan aplikasi ini kepada masyarakat melalui sejumlah pameran teknologi. ”Lucunya ketika diperlihatkan mereka kira, kami sedang berjualan laptop,” katanya.

Qualitiva.id ini juga pernah Raynanda tawarkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi agar aplikasi ini dapat digunakan untuk seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SMPTN). Hanya saja, tawaran tersebut ditolak.

Meskipun begitu Raynada tidak patah arang, dia mencoba lagi ke pangsa pasar yang lain. Incaran berikutnya adalah sekolah dasar hingga universitas. Hasilnya, banyak sekolah yang tertarik untuk menggunakannnya. Ketika pandemi belum masuk ke Indonesia, tidak banyak sekolah yang mau bermitra. ”Terhitung hanya 25 sekolah yang mau menggunakan fasilitas ini,” ucapnya.

Akan tetapi, ketika pandemi Covid-19 merebak di Sumsel pada awal tahun 2020, ujar Raynanda, jumlah sekolah yang bermitra terus bertambah bahkan kini sudah mencapai 600 sekolah dengan pengguna sekitar 160.000 individu.  ”Lonjakan itu mulai terjadi ketika pemerintah mulai menerapkan pembelajaran jarak jauh,” ungkapnya. Bahkan mitranya kini tidak hanya di Sumatera Selatan, tetapi sudah merambah sampai ke DKI Jakarta, Lampung, Medan, Pekanbaru, Samarinda, beberapa daerah di Jawa Barat, dan Papua.

KOMPAS/RHAMA PURNA JATI----Pekerja di Qualitiva.id sedang menjelaskan penggunaan aplikasi ini, Rabu (7/4/2021). Aplikasi ini memiliki fitur yang akan memudahkan kegiatan belajar secara daring.

Bukanlah hal mudah untuk memperkenalkan aplikasi ini kepada masyarakat. Beragam kendala ditemukan di lapangan. Mulai dari sulitnya pihak sekolah beradaptasi dengan aplikasi baru atau  ada daerah yang memang terkendala sinyal. Hal yang paling berisiko adalah ketika proses ujian dilakukan secara bersamaan. “Karena itu butuh kemantapan server sehingga ketika digunakan secara serentak, tidak ada lagi kendala,” ucapnya.

Selain itu, ujar Raynanda, pihakya juga terus membenahi program ini sesuai dengan masukan dari sekolah. Apalagi tidak semua guru bisa menerima karena memang butuh pelatihan terlebih dulu. ”Banyak guru yang masih mengandalkan whatsapp  untuk mengajar karena memang dianggap lebih mudah. Tapi memang dari sisi kelengkapan. Aplikasi ini jauh lebih lengkap,” ucap Raynanda.

Belum lagi untuk mendapat fitur yang lengkap, memang aplikasi ini menawarkan program berbayar dengan dana pada kisaran Rp 300.000 sampai Rp 1,5 juta. Tergantung dari jumlah siswa dari sekolah tersebut. ”Setiap siswa hanya dibebankan Rp 1.000 per bulan,” katanya. Namun untuk sekolah yang hanya memiliki siswa di bawah 100 orang, masih diberikan layanan secara gratis.

”Ini untuk membantu sekolah yang memang memiliki keterbatasan anggaran,” ucapnya. Raynanda mengatakan, dari 600 sekolah yang sudah bermitra sekitar 25 persen di antaranya masih menggunakan layanan secara gratis.

Noverika Kriswanto, Chief Operating Officer (COO) Qualitiva.id, mengatakan sulit mengratiskan semua mitra karena memang dalam pengelolaan server butuh biaya besar. Apalagi untuk sistem pengamanan, aplikasi ini menggunakan Amazon Web Services, platform cloud paling komprehensif di dunia dengan tingkat pengamanan yang tidak diragukan. ”Ini bertujuan agar semua sistem sekolah yang bermitra tetap aman,” ucapnya.

Namun, Noverika optimistis aplikasi ini akan membantu pihak sekolah mengelola lembaga pendidikannya agar lebih efisien. Sebenarnya, tidak hanya untuk sekolah, program ini bisa digunakan oleh dinas pendidikan di sejumlah wilayah untuk memantau perkembangan belajar mengajar di wilayahnya. ”Dari program ini juga bisa dipantau bagaimana prestasi setiap siswa yang belajar dari hasil penilaian setiap ujian yang siswa jalani,” ujar Noverika.

Raynanda berharap aplikasi ini bisa tetap berjalan untuk mendukung proses pendidikan, terutama pada masa pandemi. ”Jangan sampai pandemi menghambat siswa dalam menggali ilmu,” katanya.

Raynanda Gunawan

Lahir: Bandar Lampung,  6 Maret 1993

Pendidikan:

SD Taman Siswa Lampung

SMP Bina Bangsa Palembang

SMK Nurul Iman Palembang

Sarjana Sistem Informatika di Palcomtech Palembang

Magister Informatika Universitas Bina Darma Palembang

Oleh   RHAMA PURNA JATI

Editor:   MARIA SUSY BERINDRA

Sumber: Kompas, 14 April 2021

No comments:

Post a Comment