Tuesday, October 17, 2017

Rosi Oktania, Ragam Rasa Lauk Instan


Bisnis makanan sedang booming. Potensinya besar karena mayoritas masyarakat kelas menengah di perkotaan khususnya, memilih gaya hidup praktis tanpa mau direpotkan dengan memasak. Peluang itulah yang ditangkap Rosi Oktania yang membuka bisnisnya di bidang makanan siap saji.

Rosi ingin memberikan kemudahan bagi setiap orang yang ingin menikmati makan enak tanpa harus capek-capek memasak. Baginya, memasak merupakan bagian dari hobi sambil mengisi waktu luang untuk berkreasi dengan berbagai sajian.

Ibu rumah tangga ini memulai usaha pada 2010 bersama dua sahabatnya menciptakan sebuah merek dagang Cowet Bunda. Berbagai sajian ditawarkan seperti tutug ikan peda, tutug ikan tongkol, rendang daging suwir, rendang ayam, rendang paru, rendang telur, kering kentang, balado kacang dan balado daging.


“Saya pikir tidak semua ibu rumah tangga pandai memasak. Mereka kebanyakan ingin menyajikan lauk dengan cepat dan siap saji,” katanya saat dihubungi Bisnis.

Produk makanan Cowet Bunda memiliki kelebihan dari lauk siap saji lainnya.

Dengan kemasan unik, beragam lauk tersebut terlihat menggoda dan menambah gairah pelanggan untuk segera menyantapnya.

Sebelumnya, Rosi dan kedua sahabatnya mengaku kesulitan bagaimana mengemas produk yang akan dijual. Berbagai masukan dari teman-teman coba diadaptasi untuk membuat produknya terlihat sederhana, tetapi menjual.

Sebagai identitas, dipilih tampah kecil sebagai wadah kemasan yang cocok dengan menu yang ditawarkan dan meniadi daya tarik tersendiri bagi pembeli. Usahanya, berjalan selama beberapa bulan.

Namun, Rosi sempat kehilangan motivasi ketika kedua sahabatnya memutuskan untuk berhenti bekerja sama pada saat usaha masih tahap merintis. Kedua sahabatnya itu memilih bekerja di kantoran. “Akhirnya saya berjuang sendiri membangun usaha ini,” tuturya.

Perjuangan Rosi dalam membangun usaha Cowet Bunda patut diacungi jempol. Setelah ditinggal dua partnernya, dia semakin tertantang dam memutar otak untuk mengembangkan usahanya itu sendiri. Saat itu juga dia mengajak para saudaranya untuk membantu produksi. Rosi membagi tugas untuk masing-masing pekerjaannya, mulai dari belanja bahan, proses produksi, mengemas hingga memasarkan.

Meskipun sudah tidak memiliki partner usaha, Rosi, yang juga aktif terlibat di komunitas dan yayasan sosial, bertekad untuk mengembangkan Cowet Bunda. Malah saat ini produknya lebih pesat dikenal luas di pasar.

Strateqi Penjualan
Strategi penjualan produk Cowet Bunda sangat sederhana. Wanita berjilbab itu memulai pemasaran lewat teman terdekat, komunitas pengajian yang mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. “Setiap kali saya tawarkan produk Cowet Bunda, konsumen selalu bertanya, seperti apa itu, bagaimana rasanya.

Setelah mereka mencoba testernya mereka langsung beli. Mungkin mereka juga langsung bilang ke teman-temannya,” jelasnya.

Usaha lauk pauk siap saji memang sudah banyak di pasar. Namun dengan ciri khas tersendiri, Cowet Bunda memiliki nilai tambah yang bisa menarik penasaran konsumen.

Dengan mengutamakan kualitas, produk lauk Cowet Bunda memiliki daya tawar tinggi di pasaran yang ditawarkan mulai dari Rp 70.000 sampai dengan Rp 60.000 tergantung ukuran dan jenis Iauknya.

Tutug peda, misalnya,dikenal sebagai makanan tradisional yang biasa disantap oleh kalangan masyarakat kecil. Namun, di tangan wanita lulusan Administrasi Niaga Universitas Parahyangan 24 tahun silam itu, makanan tersebut disulap menjadi spesial. Kalangan menengah ke atas pun tak ragu-ragu menyantapnya.

Keunikan lauk produk Cowet Bunda adalah memiliki beragam rasa, pedas, sedang, dan superpedas. Namun, yang lebih spesial lagi, konsumen bisa memesan langsung sesuai dengan selera. “Ini salah satu kelebihan kami. Kami ingin memuaskan konsumen,”ungkapnya.

Dalam mengembangkan usahanya, wanita yang memiliki tiga anak itu mencoba untuk mengikuti pameran, baik yang diselenggarakan yayasan ataupun pemerintahan. Bahkan, wanita yang biasa dipanggil Oci itu pun kerap mengikuti pameran di luar kota. Keyakinan Rosi untuk bisa memperluas penjualan produknya sudah terbukti.

Dengan modal percaya diri dan ulet, hingga kini produk Cowet Bunda sudah tersebar di beberapa kota mulai dari Bandung, Jakarta, Karawang, Bekasi. dan Makasar.

Rosi mengungkapkan tidak sedikit produk-produk Cowet Bunda yang dibawa ke luar negeri untuk dijadikan oleh-oleh khas Indonesia. “Biasanya teman-teman saya yang suka mempromosikannya ke luar negeri seperti ke Singapura, Malaysia, Jepang, dan Belanda,” tuturnya.

Menurut Rosi, setelah promosi tersebar di berbagai daerah, Cowet Bunda kebanjiran order, bahkan terkadang dia mengaku tak sanggup memenuhi pesanan konsumen.

“Saya Optimistis usaha yang digeluti akan semakin berkembang. Terlebih dukungan keluarga yang terus memberikan semangat.” (redaksi@bisnis.co.id)
---------------------
Keunikan Merk Dagang

Bisnis lauk siap saji dengan brand Cowet Bunda yang digeluti Rosi Oktania merupakan kerja sampingan sebagai seorang ibu rumah tangga. Dia mengaku dalam mengembangkan bisnisnya itu sekadar mengisi waktu luang.

Rosi memberi nama Cowet Bunda karena setiap bumbu-bumbu masakan yang diolahnya menggunakan cowet, sedangkan pemilihan nama Bunda karena yang melakoni usaha tersebut merupakan seorang ibu.

“Penamaan brand Cowet Bunda sebenarnya sederhana saja, bahwa nama tersebut terdengar unik dan mudah diingat orang,” katanya.

Menurutnya, dengan menamakan brand Cowet Bunda, wanita penyuka musik popo dan jazz itu ingin menginformasikan kepada pelanggan bahwa dengan kemasan bergambar cowet, pelanggan langsung ingat makanan tradisional.

Sebagai orang Indonesia, Rosi ingin menjadikan masakan khas dengan versi yang unik dan bisa dibawa ke mana-mana terutama bisa terlihat cantik dan menawan.

“Saya kira bisnis lauk dalam versi kemasan belum begitu banyak dilakoni. Untuk itu saya ingin mengembangkannya sekaligus membudayakan masakan khas Indonesia,” ujarnya.

Untuk mengembangkan usahanya, saat ini dia berencana melebarkan sayap dengan mendirikan toko makanan dan oleh-oleh khas Indonesia khususnya Jawa Barat yang nantinya bisa bertengger di kancah nasionaI maupun internasional.

Rencana untuk ekspansi ekspor pun sudah ada dalam benaknya. Namun dia mengaku untuk sementara waktu Cowet Bunda dipasarkan di pasar lokal saja. Terlebih beragam produk Cowet Bunda aman dikonsumsi dan tanpa bahan pengawet.

“Tapi tidak menutup kemungkinan jika banyak pesanan dari luar negeri saya tidak akan menyia-nyiakannya. Tentu semaksimal mungkin akan saya penuhi permintaan , apalagi Cowet Bunda sudah tersertifikasi halal dan sehat,” ungkapnya. (K5)

Sumber: Edisi Minggu Bisnis Indonesia, 2 Desember 2012

No comments:

Post a Comment